Cari Blog Ini

Senin, 01 Februari 2010

ORGANISME PENGANGGU TANAMAN

ORGANISME PENGANGGU TANAMAN

2.1. Pendahuluan

2.1.1. Deskripsi Singkat

Pokok bahasan ini menguraikan tentang konsep gangguan, kerusakan, dan kerugian, jenis-jenis organisme penganggu tanaman (OPT); serta keseimbangan ekosistem dalam hubungannya dengan munculnya hama.

2.1.2. Relevansi

Kajian ini memberikan pemahaman dasar mengenai mengenai jasad pengganggu atau organisme pengganggu tanaman (OPT) sebagai pengganggu primer, yang dalam interaksinya dengan tanaman dan lingkungan mengakibatkan mengakibatkan kerusakan tanaman atau kerugian. Pemahaman ini selanjutnya akan bermanfaat bagi pemahaman bahan kajian selanjutnya, yaitu hama tanaman, penyakit tanaman dan gulma.

2.2. Penyajian

Pokok bahasan sebelumnya telah menjelaskan bahwa perlindungan tanaman adalah usaha untuk melin­dungi tanaman dari ancaman atau gangguan yang dapat merusak, merugikan, atau mengganggu proses hidupnya yang normal, sejak pra-tanam sampai pasca tanam. Adanya gangguan atau ancaman pada tanaman sehingga menimbulkan kerusakan tanaman atau kerugian merupakan interaksi antara tanaman itu sendiri dengan jasad penganggu atau organisme penganggu tanaman (OPT), lingkungan (keadaan cuaca/iklim, keadaan tanah, keadaan unsur hara, dll), maupun kesalahan manusia dalam budidaya tanaman pertanian (seperti: penggunaan pupuk yang berlebihan atau penggunaan pestisida yang tidak benar dan bijaksana).

2.2.1. Gangguan, Kerusakan, dan Kerugian

2.2.1.1. Gangguan

Gangguan adalah setiap perubahan pertanaman yang mengarah kepada pengurangan kuantitas dan kualitas hasil tanaman yang diharapkan. Misalnya: lobang pada daun sebagai akibat dimakan serangga, bercak pada daun sebagai akibat penyakit, pengurangan tumbuh akibat persaingan dengan gulma, kematian jerami hijauan dan pucuk tanaman sebagai akibat adanya embun es, kehilangan klorofil sebagai akibat keracunan limbah industri, kerusakan karena angin puyuh (cabang yang retak, pohon yang tumbang).

Timbulnya gangguan pada tanaman (tanaman inang) sangat bervariasi tergantung pada faktor pendukungnya, seperti lingkungan yang sesuai, inang yang rentan, dan jasad pengganggu yang agresif atau virulen.

2.2.1.2. Kerusakan

Kerusakan adalah setiap pengurangan kuantitas atau kualitas hasil yang diharapkan sebagai akibat gangguan. Atau ditinjau dari segi ekonomi, kerusakan tanaman adalah ketidakmampuan tanaman untuk memberikan hasil yang cukup kuantitas maupun kualitasnya. Sebagai contoh, misalnya:

- Daun kangkung yang terserang kumbang daun Epilachna spp dan ulat jengkal Chrysodeixis chalcites menyebabkan daun kangkung berlubang. Daun kangkung berlubang tersebut masih boleh dipanen atau secara kuantitas tidak merugikan. Akan tetapi, kualitas dari daun tersebut berkurang (menurun). Penurunan kualitas daun tersebut berakibat pada turunnya nilai jualnya (harganya menurun).

- Serangan kumbang penggerek buah kapas (Amorphoidea, sp) dapat menyebabkan buah tersebut gugur sebelum masak. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kuantitas hasil yang diperoleh, walaupun secara kualitas hasilnya bagus.

2.2.1.3. Kerugian

Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa dari segi ekonomi, kerusakan tanaman adalah ketidakmampuan tanaman untuk memberikan hasil yang cukup kuantitas maupun kualitasnya. Penurunan kualitas hasil tanaman mengakibatkan penurunan nilai jualnya (menurunnya harga jual hasil tersebut). Penurunan kuantitas berakibat pada berkurangnya jumlah hasil yang seharus dijual. Menurunnya nilai jual dan berkurangnya jumlah hasil yang seharusnya dijual akan berpengaruh pada berkurangnya pendapatan yang diperoleh. Berkurangnya pendapatan akan berdampak pada aspek sosial ekonomi. Dampak sosial-ekonomi itulah disebut dengan kerugian.

Berbicara tentang kerugian, tentunya, kita akan berpikir ke arah kerugian uang yang diderita oleh produsen atau petani atau penanam. Akan tetapi, sebagian dari kerugian ini juga ditanggung oleh konsumen. Mengapa demikian? Karena ia (konsumen) harus membayar harga yang lebih tinggi dari biasanya untuk mendapatkan hasil panen yang kadang-kadang lebih jelek.

Dengan demikian, kerugian adalah dampak sosial ekonomi yang diderita oleh produsen (petani atau penanam) maupun konsumen (pembeli atau pemakai hasil tanaman) akibat penurunan kualitas dan kuantitas tanaman atau hasil tanaman.

2.2.2. Jenis-Jenis OPT yang Mengganggu Tanaman

Telah dijelaskan bahwa kerugian yang diderita oleh produsen maupun konsumen terjadi karena kerusakan tanaman. Kerusakan tanaman merupakan akibat dari adanya gangguan. Gangguan tersebut adalah OPT.

Terdapat tiga (3) jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) utama pada tanaman pertanian yaitu hama, penyakit, dan gulma.

a. Hama tanaman adalah semua organisme (terutama makroorganisme) yang dalam aktivitas hidupnya selalu merusak hasil tanaman atau bagian-bagian tertentu tanaman dan menurunkan kuantitas maupun kualitasnya, sehingga menimbulkan kerugian ekonomis bagi yang mengusahakannya.

Contoh organisme yang berpotensi menjadi hama tanaman adalah serangga, vertebrata, seperti golongan mamalia (tikus, musang, babi landak, dll), golongan aves (burung), akarina (tungau), mollusca (kelompok siput-siputan), dan nematoda (cacing kecil)

b. Penyakit tanaman adalah suatu rangkaian proses fisiologis yang merugikan, yang berakibat pada pertumbuhan yang abnormal atau penyimpangan-penyimpangan pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tertentu tanaman, yang disebabkan oleh rangsangan yang terus-menerus pada tanaman oleh suatu penyebab biotik primer. Hal ini ditunjukkan oleh aktivitas sel sakit dan dinyatakan dalam keadaan morfologis dan histologis yang disebut ”gejala”.

Contoh organisme penyebab penyakit tanaman adalah patogen (jamur, bakteri, virus, dan mikoplasma).

c. Gulma adalah tumbuhan yang hidupnya berasosiasi dengan tanaman yang dibudidayakan dan memberikan persaingan yang negatif terhadap tanaman tersebut.

Contoh gulma adalah: gulma berdaun lebar, rumput, dan teki-tekian.

2.3. Penutup

2.3.1. Rangkuman

Terjadinya kerusakan pada tanaman yang akhirnya menimbulkan kerugian secara ekonomi (kehilangan hasil) disebabkan oleh adanya gangguan. Gangguan tersebut timbul karena adanya interaksi antara lingkungan, tanaman inang, dan jasad pengganggu atau organisme pengganggu tanaman (OPT). Organisme pengganggu tanaman dapat berupa hama, penyakit, dan tumbuhan pengganggu tanaman (gulma). Interaksi antara lingkungan, tanaman inang, dan OPT terjadi yang terjadi dalam ekosistem atau agroekosistem terkadang menimbulkan masalah karena terganggunya keseimbangan komponen-komponen yang menyusun agroekosistem. Ketidakseimbangan agroekosistem tersebut akan mendorong perkembangan organisme tertentu, misalnya hama, dimana populasinya meningkat jauh melebihi ambang kendalinya secara alami, dimana hal ini dapat menimbulkan kerusakan tanaman yang berakibat pada kerugian bagi yang mengusahakannya.

2.3.2. Tugas atau Latihan

Mendiskusikan (dalam kelompok kecil) tentang mekanisme terjadinya resitensi hama, resurgensi hama, dan letusan/ledakan hama kedua.

REFERENSI

Natawigena, H., 1993. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Trigenda Karya. Bandung. Hal: 13, 33-37, 98, 147.

Rukmana, R., 1997. Hama Tanaman dan Teknik Pengendaliannya. Kanisius. Yogyakarta. Hal. 14-17

Triharso, 1996. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal: 2-11, 50-51.

Untung, K. 1984. Pengantar Analisis Ekonomi Pengendalian Hama Terpadu. Andi Offset. Yogyakarta. Hal: 7-16.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar