Cari Blog Ini

Selasa, 02 Februari 2010

PENYAKIT TANAMAN

PENYAKIT TANAMAN

5.1. Pendahuluan

5.1.1. Deskripsi Singkat

Pokok bahasan tentang agen-agen penyebab penyakit tanaman, faktor lingkungan yang mempengaruhi terjadinya penyakit tanaman, gejala & tanda penyakit tanaman, serta contoh penyakit-penyakit penting tanaman pertanian.

5.1.2. Relevansi

Pokok bahasan ini memberikan mempelajari seluk-beluk penyakit tanaman pertanian sebagai dasar pemahaman untuk upaya pengendaliannya.

5.2. Penyajian

5.2.1. Agen atau Organisme Penyebab Penyakit Tanaman

Penyakit tumbuhan dapat disebabkan oleh faktor biotik dan faktor abiotik. Penyebab penyakit yang bersifat biotik umunya bersifat parasitik pada tanaman, dapat ditularkan, dan disebut penyakit biogenik. Selanjutnya, penyebab penyakit biogenik disebut patogen. Yang termasuk dalam patogen (penyebab penyakit) tanaman adalah virus, MLO (mycoplasma like organism), bakteri, dan jamur (cendawan).

5.2.1.1. Patogen Penyebab Penyakit Tanaman

A. Jamur/Cendawan. Jamur memiliki bagian vegetatif berupa benang yang disebut hifa yang berkumpul menjadi satu membentuk miselia; memiliki bagian generatif yang disebut spora, yang berperan sebagai alat perkembangbiakan yang mudah menyebar lewat air maupun angin. Contohnya Alternaria solani, dll.

B. Bakteri, adalah mikroorganisme bersel satu dengan ukuran yang sangat kecil; berkembang biak dengan cara membelah diri, dan memiliki ± 187 species yang berperan sebagai patogen tanaman.

C. Virus, merupakan pathogen obligat yang mempunyai partikel dengan ukuran sangat kecil, terdiri dari komposisi kimia, protein dan nucleic acid; Contohnya: penyakit mosaic pada tembakau yang disebabkan oleh Tobacco Mosaic Virus (TMV)

D. Mycoplasma Like Organism (MLO). MLO mudah berubah bentuk, tidak berdinding sel, melainkan hanya memiliki membrane sel. Contohnya: penyakit kerdil kuning pada (yellow dwarf) pada padi; penyakit sapu (switches broom) pada kacang tanah.

5.2.1.2. Patogen dan Hubungannya dengan Perkembangan Penyakit Tanaman

Munculnya gejala penyakit pada tanaman merupakan interaksi antara tiga factor utama, yaitu pathogen yang virulen, tanaman inang yang rentan dan lingkungan yang mendukung. Ketiga factor tersebut saling membantu/mendukung untuk menimbulkan suatu penyakit pada tanaman. Apabila salah satu komponennya tidak mendukung, maka gejala penyakit tidak akan muncul. Oleh karena itu, system tersebut dikenal sebagai segitiga penyakit atau disease triangle.

5.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Penyakit Tanaman

Penularan atau penyebaran patogen penyakit tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah:

A. Penyebaran oleh Angin

Penyebaran penyakit oleh angin bersifat tular udara (air-borne); seperti spora jamur patogen pada daun, tangkai dan buah. Penyebaran oleh angin mencakup: (a) mengangkat inokulum ke udara (take-off); (b) memindahkan inokulum dari satu tempat ke tempat lain (flight); (c) menempatkan inokulum pada inangnya dari atmosfer (deposisi).

B. Penyebaran oleh Air atau Hujan

Penyebaran penyakit oleh air atau hujan bersifat tular air (water-born). Adanya titik air atau hujan pada eksudat bakteri menyebabkan sel bakteri terpencar dan tresebar ke berbagai tempat kontak atau penetrasi. Tersedianya air yang dibutuhkan spora jamur untuk berkecambah atau bakteri untuk penetrasi mempercepat terjadinya infeksi pada tanaman.

C. Penyebaran oleh Serangga

Serangga akan mendepositokan atau mennggalkan inokulum yang dibawanya ke bagian tanaman yang terluka (karena proses makan serangga).

D. Penyebaran oleh Benih & Bakal Tanaman Lain

Patogen atau inokulum (spora jamur atau sel bakteri) sering terbawa di dalam benih atau bakal tanaman yang terinfeksi, sehingga dapat menyebarkan penyakit ke daerah lain atau tanaman lain.

E. Penyebaran oleh Manusia

Manusia merupakan penyebar patogen penyakit tanaman jarak jauh, melalui introduksi benih atau bakal tanaman yang terinfeksi patogen antar negara atau daerah. Manusia juga menyebarkan patogen tanpa sadar di lapang/kebun pada saat memegang tanaman yang sakit kemudian pindah memegang tanaman yang sehat.

5.2.3. Gejala dan Tanda Penyakit Tanaman

Adanya penyakit pada tanaman dapat diketahui melalui penampakan gejala (symptom) dan tanda (sign).

5.2.3.1. Gejala (symptom)

Gejala adalah ekspresi dari inang terhadap kondisi penyakit patologik sehingga suatu penyakit tertentu dapat dibedakan dengan penyakit lain. Gejala selalu berubah dengan berkembangnya penyakit. Seri dari gejala disebut sindrom. Diagnosis penyakit tumbuhan di lapangan sebagian besar bergantung kepada sindrom.

5.2.3.2. Tanda (sign)

Tanda penyakit adalah struktur dari suatu pathogen yang berasosiasi dengan tubuh tanaman atau bagian tanaman yang terinfeksi berupa adanya benda-benda atau alat-alat tubuh dan alat-alat pembiakan dari patogen atau parasit penyebabnya. Beberapa tipe struktur pathogen tidak harus selalu ada pada tanaman yang sakit karena pembentukannya berdasarkan kondisi lingkungan. Kebanyakan tanda penyakit dapat dilihat dan dibedakan dengan bantuan mikroskop. Misalnya, tanda penyakit berupa miselium, spora, tubuh buah jamur, dan sel atau lendir bakteri.

5.2.3.3. Beberapa Macam Penampilan Gejala dari Penyakit Tanaman

A. Gejala Nekrosis

Yaitu keadaan yang menunjukkan adanya kematian jaringan akibat aktifitas fisiologis dari pathogen. Gejala nekrosis terdiri dari: yellowing, yaitu menguning akibat rusaknya klorofil; wilting, yaitu layu akibat gangguan pada penguapan dan proses osmosis; hidrolisis, yaitu jaringan menjadi bening kebasah-basahan; spot, yaitu bercak yang bentuknya bulat/tidak beraturan pada daun, batang mudah, atau buah; blight, yaitu bercak-bercak busuk pada bagian daun yang bentuknya lebih besar dari spot; late blight, yaitu bercak busuk pada umbi yang disebabkan oleh jamur Phytophtora spp; early blight, yaitu bercak cincin/konsentris yang disebabkan oleh jamur Alternaria spp; scorch, yaitu terbakar (burn) pada daun bagian luar (pinggir), warnanya coklat seperti kena suhu tinggi; scald, yaitu memutihnya epidermis pada buah atau daun; firing, yaitu luruh, daun mongering cepat; blast, yaitu kematian yang cepat di bagian pucuk atau pembungaan; shelling, yaitu buah rontok; mildew, yaitu pada daun terdapat abu/tepung berwarna keputih-putihan/abu-abu/hitam; dumping off, yaitu mati terkulai, batang tanaman mudah patah; die back, yaitu kematian ranting yang dimulai dari ujung; cancer, yaitu spot pada jaringan kulit dan jaringan korteks pada akar dan batang; gumnosis, yaitu mengeluarkan zat semacam perekat/lender; rasirnosis, yaitu mengeluarkan zat semacam dammar.

B. Gejala Hipoplasia

Yaitu terhambatnya/terhentinya pertumbuhan. Gejala ini terdiri dari dwarf (stunting = kerdil), yaitu penghambatan pada seluruh organ tanaman sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dari normal; albikasi, yaitu tak berhijau daun (klorose); etiolasi, yaitu tanaman pucat, relative memanjang, daunnya kecil dan sempit karena kurangnya sinar matahari; roset, yaitu pertumbuhan intermedia batang terhambat hingga nodia satu dengan lainnya berdempetan, sehingga daun-daun seolah-olah membentuk roset/karangan.

C. Gejala Hiperplasia

Gejala hiperplasis terjadi karena pertumbuhan tanaman lebih cepat dari biasanya. Gejala ini antara lain, adalah witches broom (sapu), yaitu pertumbuhan tunas ketiak yang banyak hingga membentuk seberkas ranting menyerupai sapu; cecidia, gall atau tumor, yaitu pembengkakan stempat berupa bintil atau bisul yang terdiri dari jaringan tanaman dengan atau tanpa pathogennya; menggulung atau mengeriting; fasciaci, yaitu berubahnya bentuk cabang dari lurus dan silinder menjadi bengkok dan pipih; antholisis, yaitu berubahnya bunga menjadi daun kembali; kudis, yaitu bercak kasar, terbatas dan agak menonjol,kadang-kadang ujungnya pecah; rontoknya alat-alat atau organ-organ tanaman sebelum waktunya.

D. Gejala Hipertropi, yaitu pertumbuhan sel yang luar biasa. Gejala ini antara lain gigantisme, yaitu pertumbuhan ukuran tanaman yang luar biasa; hipercroma, yaitu pertumbuhan warna tanaman yang luar biasa; metaplasia, yaitu pertumbuhan struktur tanaman yang luar biasa.

5.2.4. Penyakit Penting Tanaman Pertanian

Beberapa penyakit-penyakit penting pada tanaman pada tanaman pangan dan gejala serangannya adalah sebagai berikut (Tabel 2). Informasi lebih lengkap tentang penyakit-penyakit pada tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan dapat diperoleh pada buku teks karangan Haryono Semangun.

Tabel 2. Beberapa Contoh Penyakit Tanaman Pangan dan Gejala Serangannya

No

Nama Penyakit

Penyebab dan Gejala/Tanda Penyakit

Tanaman Inang

1.

Penyakit Bakteri:

a. Layu pembuluh atau layu bakteri

Pseudomonas solanacearum

Tanaman layu sebagian, kemudian seluruhnya. Serangan dimulai dari akar

Kentang, tomat

b. Kanker Jeruk

Xanthomonas citri

Permukaan daun dan buah tampak becak-becak, lama-lama menguning, ditengah-tengahnya bergabus kecoklat-coklatan.

Jeruk

c. Busuk lunak

Erwinia coratovora

Bagian tanaman yang terserang membusuk dan mengeluarkan bau busuk.

Kubis, kentang, tomat

d. Busuk ubi

Streptomyces ipomea

Umbi yang terserang membusuk

Ubi jalar

e. Busuk hitam (blackrot)

Xanthomonas campestris

Mula-mula menyerang daun, lalu ke tulang daun sampai batang. Gejala pada daun berwarna hitam berbentuk huruf v

Kubis

f. Penyakit kresek

Xanthomonas oryzae

Menyerang pada pesemaian dan pada tanaman, daun berubah warna dari hijau menjadi kekuning-kuningan seperti mengering kena panas, yang menjalar dari ujung daun ke bawah

Padi

2.

Penyakit Jamur

a. Penyakit bulai (downy mildew)

Peronosclerospora maydis

Pada tanaman yang masih muda, daun-daun yang baru saja membuka mempunyai becak klorotis kecil-kecil. Bercak ini berkembang menjadi jalur yang sejajar dengan tulang induk. Di waktu pagi hari, pada sisi bawah daun terdapat lapisan beledu putih yang terdiri dari konidiofor dan konidiuym jamur

Jagung

b. Hawar daun jagung (leaf blight)

Drechslera maydis

Terdapat bercak-bercak coklat kelabu pada daun atau berwarna seperti jerami, yang dapat meluas ke seluruh permukaan daun. Jika terjadi infeksi yang berat, beberapa bercak dapat bersatu dan membentuk jaringan mati yang lebar. Bercak terutama terdapat pada daun bawah.

Jagung

No

Nama Penyakit

Penyebab dan Gejala/Tanda Penyakit

Tanaman Inang

c. Penyakit gosong (smut)

Ustilago maydis

Gejala terutama terdapat pada tongkol jagung. Biji-biji yang terinfeksi membengkak, membentuk kelenjar (gall, cecidia). Semula kelenjar berwarna putih, kemudian menjadi berwarna hitam dengan kulit yang jernih. Dengan makin membesarnya kelenjar, kelobot (pembungkus tongkol jagung) terdesak ke samping, sehingga sebagian dari kelenjar itu tampak dari luar.

Jagung

d. Bercak daun

Cercospora canescens

Pada daun terdapat bercak kebasah-basahan, yang kemudian menjadi berwarna coklat sampai coklat kemerahan, bulat atau kurang teratur, yang pusatnya menjadi kelabu atau putih, dikelilingi oleh tepi coklat tua atau kemerahan.

Kacang hijau

Cercospora personatum

Pada daun terbentuk bercak-bercak bulat. Bercak memiliki halo kuning. Dari sisi atas bercak berwarna coklat, dan dari sisi bawah tampak hitam dengan titik-titik hitam yang terdiri dari rumpun-rumpun konidiofor.

Kacang tanah

e. Antraknosa

Colletotrichum lindemuthianum

Pada semai terjadi bercak mengendap pada keping biji dan batang muda. Pada daun terjadi bercak yang agak memanjang, mula-mula timbul pada tulang daun pada sisi bawah.

Kacang hijau

f. Bercak coklat (brown spot)

Drechslera oryzae

Pada daun yang sudah besar terjadi bercak-bercak coklat memanjang. Bercak-bercak kecil berwarna coklat tua, tetapi bagian tengahnya berwarna kuning pucat, putih kotor, coklat atau kelabu. Kadang-kadang bercak mempunyai halo kekuningan. Daun yang sakit keras dapat menjadi kering.

Padi

g. Bercak coklat sempit (narrow brown leaf spot)

Cercopspora janseana

Pada daun terdapat bercak-bercak sempit memanjang, berwarna coklat kemerahan, sejajar dengan ibu tulang daun. Pada serangan yang berat bercak-bercak terdapat pada upih daun, batang, dan bunga.

h. Penyakit blas (blast)

Pyricularia oryzae

Gejala pada daun berbentuk bercak-bercak jorong dengan ujung meruncing. Pusat bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan dan biasanyan mempunyai tepi coklat atau coklat kemerahan. Pada daun tua bercak agak kecil, dan lebih bulat.

Padi

i. Hawar upih daun (sheath blight)

Rhizoctonia solani

Pada upih daun dan batang terdapat bercak-bercak besar, bertepi tidak teratur, berbentuk jorong dengan tepi coklat kemerahan, sedang pusatnya berwarna seperti jerami, oker muda atau kuning kehijauan.

Padi

3.

Penyakit Virus

a. Katai kuning (yellow dwarf)

Virus Katai Kuning (yellow dwarf virus)

Tanaman yang sakit klorotis merata, pertumbuhannya terhambat, membentuk banyak anakan. Daun yang klorotik berwarna hijau pucat atau kuning pucat merata. Pada jenis yang tahan terdapat belang yang kurang jelas

Padi

b. Mosaik

Virus mosaik kacang hijau (mungbean mosaic virus, MMV), dll.

5.3. Penutup

5.3.1. Rangkuman

Penyakit tumbuhan disebabkan oleh patogen, diantaranya adalah virus, MLO (mycoplasma like organism), bakteri, dan jamur (cendawan). Munculnya gejala penyakit pada tanaman merupakan interaksi antara tiga factor utama, yaitu pathogen yang virulen, tanaman inang yang rentan dan lingkungan yang mendukung. Apabila salah satu komponennya tidak mendukung, maka gejala penyakit tidak akan muncul. Oleh karena itu, system tersebut dikenal sebagai segitiga penyakit atau disease triangle. Adanya penyakit pada tanaman dapat diketahui melalui penampakan gejala (symptom) dan tanda (sign).

5.3.2. Tugas atau Latihan

Mengikuti praktikum dan membuat laporan praktikum mengenai: Pengenalan Gejala dan Tanda Penyakit Tanaman.

REFERENSI

Djafarudin, 1996. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Bumi Aksara. Yogyakarta. Hal: 17-44

Natawigena, H., 1993. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Trigenda Karya. Bandung. Hal: 98-114.

Sinaga, M.S., 2003. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal: 1-149.

Triharso, 1996. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal: 129-214.

SENARAI

Inokulum

=

Bagian dari koloni patogen yang digunakan untuk melakukan inisiasi penyakit (inokulasi, penetrasi, dan infeksi.

Patogen

=

Agen penyebab penyakit

Parasit

=

Organisme yang sebagian atau seluruh hidupnya bergantung kepada organisme hidup lain.

Inang

=

Organisme hidup yang diparasit.

VERTEBRATA HAMA: TIKUS

VERTEBRATA HAMA: TIKUS

4.1. Pendahuluan

4.1.1. Deskripsi Singkat

Pokok bahasan Vertebrata Hama membahas materi tentang biologi tikus, perilaku tikus, dan gejala serangan tikus, yang merupakan hama utama pada tanaman padi di persawahan atau gudang peyimpanan.

4.1.2. Relevansi

Pokok bahasan ini memberikan mempelajari seluk-beluk tikus, salah satu vertebrata hama utama tanaman pertanian, sebagai dasar pemahaman didalam upaya pengendalian hama tersebut.

4.2. Penyajian

4.2.1. Biekologi Tikus

Tikus sawah (Rattus argentiventer) umumnya tinggal di persawahan dan sekitarnya, sedangkan tikus ladang (Rattus exulans) umumnya hidup di semak-semak dan terutama merusak padi ladang. Baik tikus sawah maupun tikus ladang kadang ditemukan bersama-sama di daerah pasang surut.

Dalam satu tahun, seekor tikus betina dapat melahirkan 4 kali dengan rata-rata 8 ekor anak tiap kali melahirkan. Tikus gudang (Rattus rattus diardi & Mus musculus), dalam satu tahun dapat melahirkan 4-5 kali, jumlah anak tiap kali melahirkan 3-8 ekor.

Tikus aktif pada malam hari terutama setelah matahari terbenam. Pada siang hari, tikus biasanya bersembunyi dalam lubang atau di semak.

4.2.2. Perilaku Tikus

Perilaku tikus sebagai hama tanaman pertanian dan hama gudang, diantaranya adalah:

a. Tikus merusak bibit di pesemaian, seekor tikus sawah dapat merusak sebanyak 283 bibit padi per hari

b. Tikus memotong atau menggigit batang tanaman padi, membentuk sudut potong kurang dari 45 derajat dan masih menyisahkan bagian batang yang tidak terpotong. Seekor tikus sawah dapat merusak sebanyak 283 bibit padi per hari atau 103 batang padi bunting per hari. Pada fase vegetatif, tikus dapat merusak 11-176 batang per malam, 11 batang padi bermalai per malam.

c. Tikus memakan bahan simpanan dalam gudang dan merusak wadah penyimpan atau karung, serta akibat kotoran dan urine akan menurunkan kualitas bahan simpanan.

4.2.3. Gejala Serangan Tikus

Kehadiran tikus pertanaman dapat dideteksi dengan memantau keberadaan jejak kaki (foot print), jalur jalan (run way), kotoran/faeses, lubang aktif, dan gejala serangannya.

4.2.3.1. Gejala Serangan Tikus di Pesemaian

a. Benih padi yang baru ditabur dimakannya sehingga permukaan bedengan rusak, jumlah benih berkurang, dan sisa benih tampak berserakan.

b. Benih yang telah berkecambah atau berakar dicabut dan dimakan se­hingga bila pesemaian digenangi, akan tampak potongan akar meng-ambang di permukaan air.

c. Bibit padi bagian tengah bedengan dipotong dan dimakan sebagian batangnya sehingga bibit tampak seperti baru disabit.

4.2.3.2. Gejala Serangan Tikus di Pertanaman

a. Pada tanaman muda, bagian tengah petakan tampak gundul karena batang-batang padi dipotong dan dimakan tikus.

b. Pada fase bunting, malai muda di bagian tengah petakan dimakan melalui kelopak daun. Kadang-kadang bagian tanaman tidak diputuskan semuanya sehingga tampak dari jarak jauh daun-daun berwarna kuning kecokelatan seperti terserang sundep, wereng batang, atau terserang penyakit.

c. Saat bulir padi mendekati masak, tikus akan memotong dan meleng-kungkan tanaman, kemudian memakan bulirnya. Bekas potongan biasa-nya bersudut ± 45° dengan sebagian kecil tanaman masih terlihat berdiri tegak dan dari jarak jauh tampak tanaman di bagian tengah petakan seperti terbakar, berwarna kecokelat-cokelatan.

d. Gejala serangan pada tanaman umbi-umbian dan ubi-ubian, terutama ubi jalar ialah tampak adanya lubang-lubang pada guludan, dan di per­mukaan lubang tersebut biasanya berserakan serpihan ubi sisa makan.

e. Pada buah kelapa, serangan tikus menyebabkan buah berlubang tidak rata, terutama bagian pangkal buah.

4.2.3.3. Gejala Serangan di Gudang

Gejala serangan tikus di tempat penyimpanan diketahui dengan ditemu-kannya lubang atau bolong-bolong pada tempat atau sarana penyimpanan (karung, peti, dan lain-lain), dan di sekitar lubang tersebut biasanya berse­rakan kulit gabah atau serpihan hasil tanaman sisa makan.

4.3. Penutup

4.3.1. Rangkuman

Tikus adalah binatang ini amat rakus dan memiliki preferensi makanan yang banyak, terutama tanaman yang kandungan karbohidratnya tinggi. Tikus dapat menyerang sejak di pesemaian sampai di tempat penyimpanan.

4.3.2. Tugas atau Latihan

Mendiskusikan (dalam kelompok kecil) tentang hama non-serangga (tungau, siput atau keong, dan nematoda), serta vertebrata hama lainnya (burung).

REFERENSI

Natawigena, H., 1993. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Trigenda Karya. Bandung. Hal: 79-89.

Rukmana, R., 1997. Hama Tanaman dan Teknik Pengendaliannya. Kanisius. Yogyakarta. Hal: 110-13.

Triharso, 1996. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal: 116-118.